Jumat, 17 Maret 2017

Makalah Paku Sarang Burung



Paku Sarang Burung

A. Pengertian Umum
     Paku sarang burung (Asplenium nidus, syn.: A. ficifolium Goldm., Thamnopteris nidus (L.) C. Presl., Neottopteris rigida Feé) merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Walaupun dalam artikel ini paku sarang burung disamakan dengan A. nidus hasil penelitian terakhir menunjukkan kemungkinan revisi, bahwa paku sarang burung mencakup beberapa jenis berkerabat dekat namun berbeda.  A. australasiaticum juga sering dianggap sebagai paku sarang burung.
      Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam "sarang" yang menumpang pada cabang-cabang pohon. "Sarang" ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. Paku ini kebanyakan epifit, namun sebetulnya dapat tumbuh di mana saja asalkan terdapat bahan organik yang menyediakan hara. Karena merupakan tumbuhan bawah tajuk, ia menyukai naungan. Di Hong Kong, jenis ini dilindungi oleh undang-undang.
B.  Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Pteridophyta
Kelas:
Polypodiopsida
Ordo:
Polypodiales
Famili:
Aspleniaceae
Genus:
Asplenium
Spesies:
Asplenium nidus L.





C. Morfologi

a)  Daun

                Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -150 cm, lebar 3 – 30 cm. perlahan-lahan menyempit sampai bagian ujung. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang, daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing, warna daun bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau pucat. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung.
                     Tangkai daun kokoh, hitam, panjang sekitar 5 cm. Tulang daun menonjol di permukaan atas daun, biasanya hampir rata ke bawah, berwarna coklat tua pada daun tua. Urat daun bercabang tunggal, kadang bercabang dua, cabang pertama dekat bagian tengah sampai ±0, 5 mm dari tepi daun. Tekstur daun seperti kertas.

b)  Batang
          Rhizome yang pendek ditutupi oleh sisik (berwarna coklat) yang halus dan lebat.
c)   Akar
    
          Paku epifit dengan akar rimpang kokoh, tegak, bagian ujung mendukung daun-daun yang tersusun roset, di bagian bawahnya terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna coklat, bagian ujung ditutupi sisik-sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna coklat hitam.
 
d)  Sorus/sori
         Sorus terletak di permukaan bawah daun, tersusun mengikuti venasi atau tulang daun, bentuk garis, warna coklat tua. Sori sempit, terdapat di atas tiap urat daun dan cabang-cabangnya mulai dari dekat bagian tengah daun sampai bagian tepi, hanya sampai bagian tengah lebar daun. dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Sorus berbentuk garis, tersusun rapat di permukaan bawah daun fertil dekat ibu tulang daun, berwarna coklat. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam “sarang” yang menumpang pada cabang-cabang pohon. “Sarang” ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya.
D. Siklus Hidup
https://neta071620009.files.wordpress.com/2009/12/grafik-2.png?w=300&h=190
        Paku Sarang Burung atau nama saintifiknya Asplenium nidus adalah spesies epifit yang biasanya ditemui di kawasan tanah pamah, kawasan pergunungan dan kawasan hutan sekunder. Bahagian tengah spesies ini mampu mengumpul daun-daun kering daripada pokok sokongan melalui struktur berbentuk bakul dan mereputkannya untuk mendapatkan nutrien dan bahagian ini juga menyerap air hujan dan menyimpannya sehingga hujan yang seterusnya. Daun-daun terbentuk dari tengah pokok dan kemudian bersusun-susun membentuk roset yang diselaputi sisik berwarna coklat tua di pangkalnya. Akar tumbuh di sepanjang batang pendek untuk mengukuhkan struktur Paku Sarang Burung ini.
        Paku sarang burung merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.
        Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam “sarang” yang menumpang pada cabang-cabang pohon. “Sarang” ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya.
          Paku ini kebanyakan epifit, namun sebetulnya dapat tumbuh di mana saja asalkan terdapat bahan organik yang menyediakan hara. Karena merupakan tumbuhan bawah tajuk, ia menyukai naungan.
          Di daerah Pasundan paku ini dikenal dengan nama kadaka. Orang Jawa menyebutnya simbar merah, di Kalimantan disebut lokot dan di Maluku disebut tato hukung. Di ujung Pandang oleh orang Bugis menyebut bunga minta doa. Umumnya masyarakat menyebut paku sarang burungPakis Sarang burung berasal dari Malaya, kini tersebar luas di seluruh daerah tropika. Dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m dpl. Orang bugis mempercayai bila tanaman ini tumbuh subur bertanda kehidupan dalam keluarga rukun dan makmur begitu pula sebaliknya bila merana mendapat kesulitan (Sastrapraja, dkk. 1979). Asplenium nidus L. di Bali sering digunakan sebagai tanaman hias untuk menata taman, merangkai bunga dan akarnya dicincang alus dapat digunakan untuk media mencangkok tanaman (Darma, 2006). Di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Asplenium nidus. L tumbuh pada pohon-pohon yang besar terutama pada pohon di tepi sungai
         Asplenium nidus L. termasuk suku Aspleniaceae. Biasanya dikenal dengan nama bird’s nest fern, pakis sarang burung, atau lokot. Mempunyai sinonim Neottopteris nidus (L.) J. Smith, Thamnopteris nidus (L.) Presl., dan Asplenium musifolium J. Smith ex Mett. Di CA Sago Malintang jenis ini merupakan tumbuhan paku yang paling banyak ditemukan. Jenis ini sudah umum untuk tanaman hias, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti sebagai penyubur rambut, obat demam, obat kontrasepsi, depuratif, dan sedatif (de Winter dan
E.  Manfaat
Manfaat Obat penyubur rambut (Boon, 1999), demam, sakit kepala (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000), kontrasepsi, gigitan atau sengatan hewan berbisa (Baltrushes, 2006). Daunnya ditumbuk dan dicampur dengan parutan kelapa kemudian dioleskan pada rambut (Boon, 1999). Anti radang dan pelancar peredaran darah.
F.  Khasiat dan pemanfaatan
1)    Obat bengkak; daun paku sarang burung segar sebanyak segar sebanyak 15 gram, dicuci, ditumbuk halus dan ditambah sedikit anggur kemudian diborehkan ke bagian yang sakit.
2)    Obat luka memar: daun paku sarang burung segar sebanyak 15 gram, dicuci dan direbus dengan 200 nil air sanipai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring. Hasil saringan diminum sekaligus dan lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.
G.Kandungan kimia
       Daun paku sarang burung mengandung flavonoid dan kardenolin.

Makalah Animalia mengenai Ayam



Kata Pengantar

      Puji syukur kami panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan makalah biologi yang berjudul ”Makalah Animalia Mengenai Ayam” dengan baik dan lancar.
     Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam makalah  ini. Saya menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.




Makalah Animalia Mengenai Ayam

A.    Pengertian Umum

      Ayam (Gallus gallus domesticusi) adalah unggas yang biasa di pelihara orang untuk di manfaatkan untuk kebutuhan pemeliharannya. Ayam termasuk dalam kelas aves atau hewan yang memiliki sayap yang telah di budidayakan oleh manusia sejak zaman dahulu untuk di manfaatkan daging dan telurnya serta bagian tubuh ayam yang lain. Ayam yang biasa di ternakkan berasal dari salah satu subspesies ayam hutan. Ayam merupakan hewan omnivora sebab selain memakan tumbuhan, ayam juga dapat memakan daging. Namun ia tidak dapat memakan daging secara hidup-hidup seperti yang dilakukan oleh binatang karnivora lainnya.
       Ayam yang telah didomestikasi pada saat ini sangat mudah untuk di jinakkan sehingga dapat dengan mudah di pelihara. Salah satu kelebihan atau keuntungan dalam beternak ayam yaitu ayam dapat dengan mudah beradaptasi di tempat manapun, dengan syarat ketersediaan makanannya cukup. Ayam memiliki ciri unik yaitu pada sistem kelaminnya di atur oleh sistem hormon. Jika pada ayam terjadi gangguan pada fungsi fisiologis tubuhnya maka akan terjadi perubahan, perubahan tersebut adalah ayam betina dapat berganti kelamin menjadi kelamin jantan, itu karena pada ayam dewasa masih mempunyai ovotestis yang dorman atau tidak bergerak.

B.    Klasifikasi Ilmiah
 
Kerajaan: animalia
Filum: cordata
Sub filum: vertebrata
Kelas: aves
Ordo: galliformes
Famili: phasianidae
Genus: gallus
Spesies: G. Gallus









C.   Bagian Tubuh

a)    Ekor

     Ekor memiliki fungsi vital untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik saat menyerang atau diserah lawan/musuh. Saat menerima dorongan dari lawannya atau terjatuh setelah menyerang, ia akan mengandalkan ekor untuk menyangga tubuhnya. Ekor yang panjang dan terawat, selain memperkuat keseimbangan tubuhnya, ekor juga akan memperindah penampilan dan performanya. Agar ekor ayam tetap terawat dengan baik, sebaiknya ayam tidak ditempatkan dalam kandang yang terlalu sempit.

b)    Paruh

      Selain berfungsi sebagai mulut untuk memasukkan makanan, paruh juga berfungsi sebagai senjata yang baik saat menghadapi musuh. Paruh akan menjadi senjata pembuka sebelum di lanjutkan dengan serangan-serangan lain. Oleh karena itu, jika ayam aduan memiliki paruh yang kuat, maka akan memiliki senjata pembuka yang kuat pula, sehingga serangan-serangan yang di lancarkan akan lebih mematikan sehingga dapat menjatuhkan musuh dengan mudah dan cepat. Cara merawat paruh tidaklah sulit, cukup hindarkan ayam dari air panas, dan berikan kalsium laktat secara teratur, sebagai unsur pembentuk tulang termasuk juga paruh.

c)     Taji

      Bagi ayam, taji merupakan senjata utama yang paling mematikan. Tidak semua ayam dapat menggunakan taji sebagai senjata efektif. Hai ini di pengaruhi oleh beberapa faktor, agar taji dapat berfungsi optimal sebagai senjata. Salah satu faktor yang sangat menentukan efektifitas penggunaan taji adalah posisi. Sebaiknya taji ayam aduan tidak menghadap ke belakang, sehingga saat melakukan pukulan akan lebih mudah mengenai sasaran. Usahakan untuk tidak meraut taji, terutama dalam masa istirahat. Hindari pula membungkus taji saat sedang bertarung, hal ini akan melemahkan nalurinya untuk menggunakan sebagai senjata. Jika nalurinya sudah berkurang, maka latihan yang dilakukan pun akan sia-sia.

d)    Kaki

      Hindarkan kaki dari gesekan-gesekan dengan benda keras atau kasar, hal ini akan membuat kaki mengeras, kemudian terjadi infeksi di dalamnya. Jika kondisi ini terjadi, ayam akan menderita penyakit bubul yang biasanya membuat ayam berjalan pincang. Selain bubul, ayam bangkok juga sering terserang penyakit tedun, yang di sebabkan membekunya darah disekitar kaki. Gejala ini bisa dilihat dengan timbulnya bercak merah di sekitar kaki, kemudian kaki akan membengkak. Pembekuan darah tersebut bisa diakibatkan benturan keras pada telapak kaki, terutama saat melompat dari ketinggian atau waktu istirahat yang terlalu lama setelah ayam selesai bertarung. Oleh karena itu, saat masa istirahat sebaiknya ayam di tempatkan pada kandang yang agak luas agar bisa lebih bebas bergerak.
e)     Sayap

     Bagian lain yang sangat penting adalah sayap. Usahakan agar ayam tidak mengalami kerusakan pada sayapnya. Selain berfungsi untuk terbang, sayap juga bisa di jadikan sebagai pemukul. Latihan sayap bisa dilakukan dengan cara menerbangkannya, tetapi harus diperhatikan, jangan terlalu tinggi karena dapat menyebabkan pembekuan darah pada kaki saat mendarat. Selain itu, dapat juga dengan memasukkannya ke dalam kolam yang tidak begitu luas, sehingga mudah mengambilnya kembali

f)      Jengger

      Makin besar jengger ayam jantan, makin menariknya ayam itu bagi betinanya. Namun, sebenarnya, ayam betina tidak terlalu peduli dengan jengger. Mengapa ayam jantan memilikinya? Jengger membantu ayam betina mengenali ayam jantan yang sedang pamer makanannya.

g)    Mata

     Organ penglihatan pada ayam relatif besar dan terletak di sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Iris berwarna kuning atau jingga kemerah-merahan, sedangkan jika pupil di bandingkan dengan besarnya mata, pupil relatif besar. Pada sudut media mata terdapat membrana nictitans yang dapat ditarik untuk menutupi mata.
     

D.   Ciri-ciri

1)    Tergolong hewan omnivora
2)    Termasuk hewan unggas
3)    Ovivipar (hewan yang bertelur)
4)    Memiliki warna bulu yang beragam
5)    Memiliki jengger berwarna merah di atas dan di bawah kepala
6)    Memiliki sepasang kaki yang ramping dan di tumbuhi sisik
7)    Memiliki cakar untuk mengais dan sebagai alat perlindungan diri dari musuh
8)    Memiliki paruh yang runcing
9)    Memiliki sepasang mata di samping kepala
10)    Memiliki sayap tetapi tidak dapat digunakan untuk terbang
11)    Hanya ayam jantan yang dapat berkokok
12)    Dapat bertelur hingga 8-12 butir
13)    Mengerami telur hingga 21 hari
    

E.    Siklus Hidup
      
      Siklus hidup ayam dimulai pada tahap telur, bergerak ke tahap ayam dan kemudian tahap ayam dewasa. Ayam di bangkitkan pada pertanian atau set up komersial dimana mereka diperlukan untuk memproduksi telur atau penyediaan daging. Ayam tidak perlu kawin untuk bertelur, mereka mulai bertelur di usia 20 minggu. Namun, agar telur berkembang menjadi ayam betina, telur harus di buahi. Pembuahan telur ayam terjadi ketika telur masih di dalam ayam. Pada saat pembuahan, sel telur tidak memiliki cangkang dan hanya terdiri dari kuning telur. Sebagai telur yang di buahi perjalanan menyusuri saluran telur di dalam tubuh ayam, albumen ditambahkan sekitar kuning telur ini diikuti oleh membranches sel. Akhirnya kulit telur di tambahkan sekitar satu hari sebelum telur diletakkan. Pembentukan shell membutuhkan setidaknya 20 jam. Telur diletakkan sendiri dan harus diinkubasi (sekitar 40 c) untuk menetas. Setelah ayam meletakkan telurnya, anak ayam betina yang terdapat dalam telur tesebut akan tumbuh selama 21 hari.  Anak ayam betina menggunakan kuning telur (gizi bagi anak ayam) untuk tumbuh lebih besar. Setelah periode 21 hari inkubasi, cangkang telur akan retak dan keluarlah anak ayam. Anak ayam dapat segera berjalan setelah mereka menetas. Dalam jangka 6 bulan, anak ayam akan tumbuh menjadi ayam dewasa. Sesuai jenis kelamin, anak ayam berkelamin jantan akan tumbuh menjadi ayam jantan dewasa dengan bulu berwarna-warni, sementara anak ayam berkelamin betina akan tumbuh menjadi ayam betina dewasa.

F. Manfaat

1)     Manfaat Daging Ayam
Ø Mengandung zat  besi sehingga terhindar dari anemia
Ø Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Ø Mengandung vitamin B5 yang dapat membantu kita merasa tenang
Ø Mempunyai kandungan niacin yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan mencegah kanker
Ø Memperkuat tulang dan menambah masa otot
Ø Penting untuk pertumbuhan anak
Ø Meningkatkan nafsu makan
Ø Meningkatkan sistem imun
Ø Mengurangi resiko radang sendi karena memiliki kandungan mineral yang dinamakan selenium
Ø Mengandung fosfor yang dapat menjaga kekuatan gigi
Ø Meningkatkan metabolisme tubuh


2)    Manfaat Telur Ayam
Ø Kaya akan protein
Ø Merawat kulit karena dapat mengencangkan kulit, menghaluskan kulit dan menghilangkan kekeringan pada kulit
Ø Mengandung vitamin E yang bekerja sama dengan vitamin C dapat mencegah kerusakan pada tubuh dari radikal bebas
Ø Mengandung vitamin A yang menjaga kesehatan penglihatan dan membantu pertumbuhan sel serta menjaga kulit tetap sehat

G.  Kandungan Gizi
Menurut USDA, 100 g ayam mengandung air (65 g), energi (215 kkal), protein (18 g) , lemak (15 g), lemak jenuh (4 g), kolesterol (75 mg), kalsium (11 mg), besi (0,9 mg), magnesium (20 mg), fosfor (147 mg), kalium (189 mg), natrium (70 mg), dan seng (1,3 mg). Di dalam daging ayam terdapat beberapa vitamin, antara lain vitamin C, vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin, vitamin B6 (pyridoxamine), folat, vitamin B12, vitamin A, vitamin E (tocopherol), vitamin D dan vitamin K.